Karena Hijab Wujud Ketaatan
Tok tok tok, seseorang mengetuk pintu rumahku. “Bukain pintunya Fah”, pinta ibu “Iya bu” sahutku lalu berjalan membuka pintu. “Loh ada Iffah dirumah” celetuk bude Rani begitu pintu rumah terbuka. “Iya bude” kataku sambil meraih lengan kanannya dan mencium pungungg tangannya. “Kapan datang?” tanyanya sambil melangkah masuk rumah. “Tadi malam bude. Pulang bareng Ayah” jawabku sambil menutup pintu rumah. “Masuk bude! Ibu ada didalam.” Bude Rani diam sambil menatapku dari ujung kepala hingga kaki. “Kamu kok pakaiannya kayak ibu-ibu sih sekarang” ujarnya sambil tersenyum. Aku menunduk melihat penampilanku sendiri dari ujung kaki hingga dada. Setelan gamis batik berwarna coklat dan kerudung berwarna krem. Aku hanya tersenyum menanggapi komentarnya terhadap penampilanku “Laki-laki yang baik tidak akan melihat dari penampilan luarnya, tapi dari sikapnya” sahut Ibu yang tiba-tiba muncul. Aku menoleh pada ibu, lalu kami sama-sama tersenyum. “Buatin bude Rani minum Fah!” pinta ibu. Aku mengangguk...