Sepertinya Aku Merindukanmu
Pikiranku sedang melayang entah kemana ketika tiba-tiba ponselku menjerit dan membuyarkan lamunanku.
Ku lihat sebuah pesan masuk dari nomor baru yang belum tersimpan dalam daftar kontakku. Kubuka pesannya..
"De, ini mb ..tuut-sensor- .Afwan mb lupa ganti telurmu padahal aq janji sblm pulg.insyaallah stelah d mlg aq ganti ya de..smg tdk mengulangi kesalahan brikutx n bsa lebih bq lg...", aku tersenyum membaca pesannya. Dari seseorang yang baru saja aku bicarakan dengan temanku beberapa saat sebelum dia pergi meninggalkanku dan akhirnya aku melamun sendiri.
"Aamiin ya mba gpp ^^", balasku.
Yah aku ingat betul tentang telur itu, bahkan ketika dia sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi karena trevel sudah datang menjemputnya. Aku merasa sepertinya bukan hal yang penting jadi aku diam saja dan membantunya mengeluarkan koper dari kamar.
Saat dia akan pergi, aku masih ingat betul dengan ucapanya ketika aku meminta bersalaman padanya, "Maaf ya Luk", ujarnya sambil tersenyum.
"Ya mba, aku juga", jawabku sambil tersenyum.
Ponselku berteriak lagi membuatku kembali dari seberkas memori yang baru saja terputar secara otomatis.
"Jazakillah khior katsir de...", pesannya lagi. Aku tersenyum.
"Waiyyaki :D", balasku.
Aku merasa aku merindukannya yang hampir setiap hari menasihatiku atau mengajakku diskusi atau bercerita kesana kemari tentang masa laluku atau pun masa lalunya. Hampir setiap hari otakku dijejalinya dengan pegetahuan islam yang belum ku ketahui.
Dan kini aku yakin sepertinya aku benar-benar merindukanmu mba ^^
-BIRD-
Ku lihat sebuah pesan masuk dari nomor baru yang belum tersimpan dalam daftar kontakku. Kubuka pesannya..
"De, ini mb ..tuut-sensor- .Afwan mb lupa ganti telurmu padahal aq janji sblm pulg.insyaallah stelah d mlg aq ganti ya de..smg tdk mengulangi kesalahan brikutx n bsa lebih bq lg...", aku tersenyum membaca pesannya. Dari seseorang yang baru saja aku bicarakan dengan temanku beberapa saat sebelum dia pergi meninggalkanku dan akhirnya aku melamun sendiri.
"Aamiin ya mba gpp ^^", balasku.
Yah aku ingat betul tentang telur itu, bahkan ketika dia sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi karena trevel sudah datang menjemputnya. Aku merasa sepertinya bukan hal yang penting jadi aku diam saja dan membantunya mengeluarkan koper dari kamar.
Saat dia akan pergi, aku masih ingat betul dengan ucapanya ketika aku meminta bersalaman padanya, "Maaf ya Luk", ujarnya sambil tersenyum.
"Ya mba, aku juga", jawabku sambil tersenyum.
Ponselku berteriak lagi membuatku kembali dari seberkas memori yang baru saja terputar secara otomatis.
"Jazakillah khior katsir de...", pesannya lagi. Aku tersenyum.
"Waiyyaki :D", balasku.
Aku merasa aku merindukannya yang hampir setiap hari menasihatiku atau mengajakku diskusi atau bercerita kesana kemari tentang masa laluku atau pun masa lalunya. Hampir setiap hari otakku dijejalinya dengan pegetahuan islam yang belum ku ketahui.
Dan kini aku yakin sepertinya aku benar-benar merindukanmu mba ^^
-BIRD-
Komentar
Posting Komentar